Beranda | Artikel
Maafkan Aku Yaa Allah, Aku Tunanetra (Bag. 2): Bukan karena Jauhnya Masjid
Jumat, 7 Januari 2022

Baca bagian sebelumnya Maafkan Aku Yaa Allah, Aku Tunanetra (Bag.1): Pulangnya Hati

Buta tidak menjadi uzur untuk mendatangi panggilan Allah Ta’ala. Terbatasnya penglihatan bukan jadi alasan untuk tidak segera menegakkan tiang agama. Kaki harus tetap melangkah meski harus tertatih meraba apa yang ada di hadapannya. Kadang terjatuh, terperosok di jalan, tersandung batu, atau menabrak tembok.

Berjalan menuju masjid terlihat penuh tantangan bagi orang buta sepertiku. Mencari pintu masjid pun bukan hal sepele yang begitu saja mudah dilakukan. Menemukan saf salat juga menjadi hal yang cukup rumit. Mungkin seperti itu juga yang dirasakan oleh lelaki buta yang menemui Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu,

 أَتَى النبيَّ – صلى الله عليه وسلم – رَجُلٌ أعْمَى ، فقَالَ : يا رَسُولَ اللهِ ، لَيسَ لِي قَائِدٌ يَقُودُنِي إلى الْمَسْجِدِ ، فَسَأَلَ رَسُولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – أنْ يُرَخِّصَ لَهُ فَيُصَلِّي فِي بَيْتِهِ ، فَرَخَّصَ لَهُ ، فَلَّمَا وَلَّى دَعَاهُ ، فَقَالَ لَهُ: ((هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ بِالصَّلاَةِ ؟)) قَالَ : نَعَمْ . قَالَ : ((فَأجِبْ))

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kedatangan seorang lelaki yang buta. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki seorang penuntun yang menuntunku ke masjid.’ Maka ia meminta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memberinya keringanan sehingga dapat salat di rumahnya. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memberinya keringanan tersebut. Namun ketika orang itu berbalik, beliau memanggilnya, lalu berkata kepadanya, ‘Apakah engkau mendengar panggilan salat?’ Ia menjawab, ‘Ya.’ Beliau bersabda, ‘Maka penuhilah panggilan azan tersebut’ (HR. Muslim no. 503).

Baca Juga: Keutamaan dan Kewajiban Shalat Berjamaah (Bag. 1)

Keutamaan salat jamaah

Yaa Allah, maafkan aku yang kadang lambat memenuhi seruanmu. Yaa Allah, maafkan aku yang tidak segera memilih saf salat paling depan. Yaa Allah, bersihkan hati ini dari penyakit yang terkadang muncul ketika melihat orang-orang yang Engkau beri nikmat kesehatan fisik, namun tidak menggunakannya untuk bersegera memenuhi panggilan-Mu.

Apa yang membuatnya berat untuk melangkahkan kakinya ke masjid? Sedangkan mereka telah Allah Ta’ala berikan berbagai sebab yang membuatnya mudah berjalan menuju masjid dan bersegera melaksanakan kewajiban salat berjamaah. Padahal banyak saudara muslim yang kesulitan untuk sekedar melangkahkan kakinya menuju rumah Allah. Bukan karena jauhnya hati mereka dari masjid, namun memang karena keterbatasan fisik membuatnya demikian.

Setiap langkah yang banyak disepelakan dan dilalaikan itu sesungguhnya sangat berarti. Bahkan Allah Ta’ala memberikan keutamaan besar di dalamnya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ، ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مَنْ بُيُوتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ، كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً، وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

Barang siapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat” (HR. Muslim no. 666).

Engkau yang masih bisa berjalan dengan mudah, diberikan kesehatan badan dan akal untuk lebih mudah mengerjakan berbagai amal ibadah, hujah (alasan) apa yang akan bisa engkau berikan di hadapan Allah Ta’ala jika seluruh anggota tubuh telah memberikan persaksian?

Allah Ta’ala berfirman,

الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka. Dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan” (QS. Yasin: 65).

Syekh ‘Abdurrahman As-Sa’di Rahimahullah menjelaskan,

شهد عليهم كل عضو من أعضائهم، فكل عضو يقول: أنا فعلت كذا وكذا، يوم كذا وكذا. وخص هذه الأعضاء الثلاثة، لأن أكثر الذنوب، إنما تقع بها، أو بسببها

“Anggota badan akan bersaksi memberatkan manusia. Setiap anggota badan akan mengatakan, ‘Saya telah melakukan ini dan itu, pada hari ini dan itu.’ Dan dikhususkan tiga anggota badan dalam ayat ini (pendengaran, penglihatan, dan kulit) karena mereka lah yang paling banyak berbuat dosa. Mereka yang mengerjakannya atau mereka menjadi sebab terjadinya dosa” (Tafsir As-Sa’di).

[Bersambung]

Baca Juga:

***

Penulis: Fauzan Harry Saktyawan


Artikel asli: https://muslim.or.id/71628-maafkan-aku-yaa-allah-aku-tunanetra-bag-2-bukan-karena-jauhnya-masjid.html